Showing posts with label Bahasa. Show all posts

Istilah Yang Benar: Ganti Rugi Atau Ganti Untung?

 Demikian judul informasi sebuah media online Istilah Yang Benar: Ganti Rugi atau Ganti Untung?
Istilah Yang Benar: Ganti Rugi atau Ganti Untung?

"Warga: Kami Tuntut Ganti Untung, Bukan Ganti Rugi." Demikian judul informasi sebuah media online.

Sebelumnya, sebuah stasiun televisi menyampaikan korban lumpur Lapindo menuntut semoga ganti untung segera dicairkan.

Belakangan memang ada upaya mengganti istilah ganti rugi dengan ganti untung. Katanya, maksudnya semoga pihak yang mendapatkan itu mendapat penggantian yang menguntungkan, bukan yang merugikan.

Jadi, istilah yang benar ganti rugi atau ganti untung?

Secara bahasa, istilah yang benar dan logis yaitu ganti rugi. Ganti rugi artinya mengganti kerugian. Kerugiannya diganti sehingga tidak lagi rugi.

Ganti untung artinya penggantian laba atau ganti keuntungan. Lho? Keuntungan kok diganti? Sudah untung, mau diganti apa lagi? Diganti menjadi rugi?

Maka, kesimpulannya, secara bahasa, istilah yang benar yaitu GANTI RUGI, bukan GANTI UNTUNG.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dengan terang disebutkan: ganti rugi artinya yaitu "uang yang diberikan sebagai pengganti kerugian; pampasan".

Ganti Untung, berdasarkan KBBI, artinya yaitu ... ups! ganti untung: Entri tidak ditemukan.

Jadi, sekali lagi, yang benar yaitu ganti rugi, tidak usah diganti dengan ganti untung. Dalam kamus pun tidak ditemukan istilah ganti untung. Yang ada, ganti rugi.

Demikian ulasan ringkas wacana ganti rugi dan ganti untung. Wasalam.*

Kamus Gaul Basa Sunda: Hanupis, Lur, Haseum!

 Begitu tulis seorang mitra via WhatsApp Kamus Gaul Basa Sunda: Hanupis, Lur, Haseum!
Kamus Gaul Basa Sunda: Hanupis, Lur, Haseum!

Hanupis, Kang! Begitu tulis seorang mitra via WhatsApp. Agak usang juga menemukan artinya. Sampai "wangsit" datang, bahwa hanupis artinya hatur nuhun pisan. Hanupis kependekan dari Hatur Nuhun Pisan.

Olah.... gak semua orang ngerti bahasa gaul atuh! Kan komunikasi kesannya gak efektif, tidak pribadi dimengerti.

Kaprikornus penasaran, jangan-jangan masih banyak kata atau istilah gaul atau slang dalam basa Sunda yang belum aku ngerti.

Sim kuring pun "Guging" dan menemukan beberapa kata/istiah gaul dalam bahasa Sunda berikut ini:
  • Hanupis = Hatur Nuhun Pisan
  • Lur = Dulur, Saudara, Sahabat, Kawan. Misal: Hanupis, Lur! (Makasih banget, Kawan!)
  • Bray = Singkatan dari kata "baraya" (Saudara, Kerabat). Sama dengan arti kata "Lur".
  • Olégun = Kebalikan dari kata "Nugelo", Artinya: Yang Gila, Orang Gila, "Error".
  • Haseum = Tidak asyik, tidak menyenangkan
  • Edas = Keren. Dari kata "Edan" atau "Edun" yang artinya asing dalam pengertian keren, luar biasa.
  • Bojég = Melucu tapi garing, tidak lucu.
Sok lah, mangga, urang Sunda, bilih gaduh istilah gaul, sok wae seratkeun di kolom komentar.

SEJAK media-sosial populer, berbagai istilah gaul yang dipakai netizen atau netter. Kita sudah bersahabat dengan istilah gaul berikut ini:
  • Gan = Agan, Juragan
  • Peres = Tidak tulus, palsu, bohong
  • Burja = Burung Saja (populer di kalangan penjual-pembeli burung)
  • Woles = Slow, santai aja.
  • ATK = Asa Teu Kudu, Rasanya Tidak Harus Begitu.
  • dan masih banyak lagi
Kita juga "familiar" dengan istilah atau kependekan menyerupai berikut ini:
  • GWS = Get Well Soon, Semoga Cepat Sembuh
  • ASAP = As Soon As Possible, Secepat Mungkin
  • YW = You are Welcome, Terima kasih kembali, sama-sama
  •  IMHO = In My Humble Opinion, berdasarkan pendapat saya
  • CMIIW = Correct Me If I am Wrong, Koreksi aku kalau aku salah
  • dan masih banyak lagi
 Demikian coretan ringkas perihal daftar kata gaul dalam bahasa Sunda. Kalo ada yang nambahin, Hanupis, Lur! Wasalam. (http://blogromeltea.blogspot.com).*

    Penulisan Kata Baku: Khotbah Atau Khutbah?

    kan v mengajarkan atau membicarakan di dl khotbah Penulisan Kata Baku: Khotbah atau Khutbah?
    Penulisan Kata Baku Bahasa Indonesia: Khotbah atau Khutbah?

    PENULISAN yang benar, khotbah atau khutbah? Jika ukuran kebenarannya yaitu bahasa baku, maka yang benar yaitu khotbah, bukan khutbah.

    Begitulah berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI):

    khot·bah n pidato (terutama yg menguraikan pedoman agama): -- Jumat;
    ber·khot·bah v berpidato (tt pedoman agama dsb): tiap-tiap hari Jumat dia di masjid;
    meng·khot·bah·kan v mengajarkan atau membicarakan di dl khotbah: perilaku hidup berdasarkan agama;
    peng·khot·bah n pembicara (penyampai) khotbah; orang yg berkhotbah; juru khotbah;
    peng·khot·bah·an n proses, cara, perbuatan mengkhotbahkan

    Jika ukuran kebenarannya yaitu "kemengertian" alias gampang dimengerti, maka dua-duanya benar, khotbah ataupuh khutbah.

    Menurut seorang dosen di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Bandung yang saya tanya soal asal-usul kata khotbah, khotbah berasal dari bahasa Arab, khotoba, yang artinya memberikan secara lisan.

    Dengan demikian, khotbah artinya pidato atau ceramah. Istilah komunikasinya: komunikasi verbal atau komunikasi verbal.

    Bagi seorang Muslim, khotbah bukan asing. Minimal tiap hari Jumat kita mendengarkan khotbah Jumat. Pelakunya disebut khotib. Nah, 'kan, khotib, bukan khutib :)

    Baca Juga:

    Penulisan Kata Baku Andal, Imbau, Embus, Dan Utang

    sekali kata dalam bahasa Indonesia yang sering salah ditulis atau salah dieja Penulisan Kata Baku Andal, Imbau, Embus, dan Utang
    Cara Menulis Kata Andal, Imbau, Embus, dan Utang yang Benar.

    BANYAK sekali kata dalam bahasa Indonesia yang sering salah ditulis atau salah dieja. Saya contohkan empat saja yang paling sering menjadi "korban" alias "dianiaya".

    Keempat kosakata yang sering salah dieja atau salah ditulis itu yaitu andal, imbau, embus, dan utang.

    Keempat kosakata itu sering ditulis handal, himbau, hembus, dan hutang --ada penambahan huruf  "h" di depannya.

    Dalam kalimat, kita sering menemukan penulisan ibarat ini:
    1. Pelatihan ini untuk membentuk staf Humas yang handal.
    2. Kami menghimbau supaya penegak aturan membuang koruptor pada tempatnya.
    3. Ia menghembuskan napasnya dalam-dalam.
    4. Pemerintah Indonesia menambah hutang luar negeri.
    Handal, Himbau, Hembus, dan Hutang bukan kata baku. Yang baku: andal, imbau, dan utang sehingga keempat kalimat di atas mestinya:
    1. Pelatihan ini untuk membentuk staf Humas yang andal.
    2. Kami mengimbau supaya membuang koruptor pada tempatnya.
    3. Ia mengembuskan napasnya dalam-dalam.
    4. Pemerintah Indonesia menambah utang luar negeri.
    Mari kita catat dan ingat:
    1. andal  >  bukan handal
    2. imbau  >   bukan himbau
    3. embus  >   bukan hembus
    4. utang    >  bukan hutang
    Selain keempat kosakata tersebut, masih banyak bingits, eh... banget, eh... aneka macam kosakata yang sering salah dieja. Bisa dilihat di Daftar Kosakata Bahasa Indonesia yang Sering Salah Dieja.

    Sebelumnya saya juga sudah posting Daftar Kata Baku dan Tidak Baku.

    Sekadar menyebutkan contoh:  
    • risiko (bukan resiko)
    • izin (bukan ijin)
    • karier (bukan karir)
    • praktik (bukan praktek)
    • napas (bukan nafas)
    • sekadar (bukan sekedar) 
    • silakan (bukan silahkan)

    Untuk mengecek kata baku dan tidak baku, supaya tidak salah menulis atau mengejanya, kita dapat membuka
    KBBI Daring.

    Bagaimana kalo terus saja kita salah tulis kata-kata tersebut? Ya, gak apa-apa sih, bukan tindak pidana kok!  Sing penting mah orang ngerti lah!

    Lagian, tuh Badan Bahasa atau Lembaga yang Berwenang tampak cueks aja sama penulisan kata yang tidak baku.

    Namun, khusus untuk kalangan wartawan atau manusia media, memakai kata baku lebih baik daripada yang tidak baku sebab lebih irit kata --sebagaimana karakter utama Bahasa Jurnalistik atau Bahasa Media. Wasalam.*