BANYAK sekali kata dalam bahasa Indonesia yang sering salah ditulis atau salah dieja. Saya contohkan empat saja yang paling sering menjadi "korban" alias "dianiaya".
Keempat kosakata yang sering salah dieja atau salah ditulis itu yaitu andal, imbau, embus, dan utang.
Keempat kosakata itu sering ditulis handal, himbau, hembus, dan hutang --ada penambahan huruf "h" di depannya.
Dalam kalimat, kita sering menemukan penulisan ibarat ini:
- Pelatihan ini untuk membentuk staf Humas yang handal.
- Kami menghimbau supaya penegak aturan membuang koruptor pada tempatnya.
- Ia menghembuskan napasnya dalam-dalam.
- Pemerintah Indonesia menambah hutang luar negeri.
- Pelatihan ini untuk membentuk staf Humas yang andal.
- Kami mengimbau supaya membuang koruptor pada tempatnya.
- Ia mengembuskan napasnya dalam-dalam.
- Pemerintah Indonesia menambah utang luar negeri.
- andal > bukan handal
- imbau > bukan himbau
- embus > bukan hembus
- utang > bukan hutang
Sebelumnya saya juga sudah posting Daftar Kata Baku dan Tidak Baku.
Sekadar menyebutkan contoh:
- risiko (bukan resiko)
- izin (bukan ijin)
- karier (bukan karir)
- praktik (bukan praktek)
- napas (bukan nafas)
- sekadar (bukan sekedar)
- silakan (bukan silahkan)
Untuk mengecek kata baku dan tidak baku, supaya tidak salah menulis atau mengejanya, kita dapat membuka
KBBI Daring.
Bagaimana kalo terus saja kita salah tulis kata-kata tersebut? Ya, gak apa-apa sih, bukan tindak pidana kok! Sing penting mah orang ngerti lah!
Lagian, tuh Badan Bahasa atau Lembaga yang Berwenang tampak cueks aja sama penulisan kata yang tidak baku.
Namun, khusus untuk kalangan wartawan atau manusia media, memakai kata baku lebih baik daripada yang tidak baku sebab lebih irit kata --sebagaimana karakter utama Bahasa Jurnalistik atau Bahasa Media. Wasalam.*
0 comments: