TELEPON rumah mati. Otomatis Speedy pun wafat. Mungkin gangguan alasannya yakni hujan lebat bener malam itu.
Ditunggu hingga tengah malam, gak nyala juga. Ngantuk. Tidur. Eehhh... pagi hari, masih blom nyala tu tlp. Mencoba bersabar. Tunggun hingga jam 10-an. Blom nyala juga!
Action! Saatnya sampaikan keluhan. Buka twitter dan mention ke @TelkomCare plus @PRFMnews buat nambah "daya tekan". Langsung ada respons, bahkan di-retweet dama PRFM dan tweep lain.
Singkat kata, problem teratasi. Telepon dan Koneksi Internet Speedy normal kembali sekitar sejam kemudian.
Ini bukan kali pertama saya mengadu soal pelayanan lewat media umum Twitter. Sebelumnya, saya juga pernah mengadukan lambatnya koneksi Speedy ke TelkomCare, kemudian direspons dan problem teratasi.
Bahkan, di pengaduan pertama, sebetulnya saya tidak bermaksud mengadu atau mengeluh, tapi menulis posting wacana DNS Speedy tercepat. Karena postingan itu saya share ke Twitter, maka pihak CS Telkom mendeteksi adanya "keluhan" tersebut, kemudian "mention" saya dengan ramah: Ada yang dapat kami bantu, Kak?
UPDATE!
Pengaduan terakhir ke Telkom Care saya lakukan berulang-ulang alasannya yakni ternyata nyala sebentar, kemudian mati lagi. Nyala bentar dan mati lama, hingga lima hari! Saya pun mengadu, bahkan mention @jokowi sekalian :) Pusing atu da :)
@TelkomCare kumaha yeuh tlp n speedy mati udh 4 hari. Masak blm ada perbaikan?@PRFMnews @ridwankamil @jokowi— Romel Tea (@romeltea) May 12, 2016
SELAIN ke Telkom, saya juga pernah melaksanakan pengaduan via media umum Twitter ke @BNI. Saya adukan soal "gangguan" sales kartu kredit yang mengatasnamakan Bank BNI. Saya merasa terganggu.
Bayangkan, selama tiga hari berturut -turut saya ditelepon sales Credit Card BNI yang berbeda-beda! Saya pun mengadu via Twitter dan problem terselesaikan.
Saya juga mengadukan ulah kawan @Elevenia yang meneror saya via SMS. Masalah pun terselesaikan alias tidak ada lagi gangguan SMS promo dari Elevenia.
Kini saya sedang rajin mengadukan balap liar knalpot bising di jalan depan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Bising banget. Tiap sore, kecuali kalo hujan, selalu ada balap liar di jalan depan Stadion GBLA.
Knalpot bisingnya bikin gatel tangan buat lempar batu. Beberapa kali saya lakukan, tapi sengaja tidak dikenakan, melainkan dilempar ke depan para pembalap liar itu. Kalo dikenakan, dapat mati mereka!
Saya biasa memberikan info, pengaduan, atau keluhan ke akun Twitter @tmc_restabesbdg dan @RTMC_PoldaJabar plus mention @PRFMnews dan @ridwankamil untuk menambah "daya tekan".
Ada respons? Ada... tapi actionnya terasa itu lho.... Sampe bosen saya ngadu soal balap liar di Stadion GBLA ini. Knalpot bising hingga ketika posting ini ditulis masih terus meraung-raung memekakan indera pendengaran warga sekitar stadion dan pikabitaeun peureup dan "alat pemukul" buat razia!
DEMIKIAN ulasan kita soal memberikan pengaduan pelayanan lewat media umum Twitter. Ingat ya, sampaikan pengaduan dengan baik-baik, sopan, jangan marah-marah, meskipun kita murka bingits!
Biar admin medsos lembaganya juga yummy dan mau merespons dengan baik.
Era media umum ini semua forum deh kayaknya sudah punya akun media sosial, khususnya Twitter dan Facebook. Jadi, kalo kita mau ngeluh, ngadu, komplain, gak usah telepon kaya zaman baheula. Kini tinggal buka medsos kemudian tweet and mention!
Maka, sampaikan pengaduan Anda melalui media sosial. Pengaduan apa pun! Kecuali mengadu atau berdoa kepada Allah SWT. Sebab, kata ustadz saya, mengadu kepada Allah mah gak perlu media, gak perlu perantara, pribadi saja kepada-Nya.
Allah SWT 'kan deket banget, bahkan lebih dekat daripada urat nadi kita! [QS. Qaaf : 16]. Lagian, kalo mengadu atau berdoa kepada Allah di media sosial, di status update, nanti takutnya kita kena RIYA' deh... Na'udzubillah....! Wasalam.*
Follow Us
Were this world an endless plain, and by sailing eastward we could for ever reach new distances